Siang
itu aku berdiri di depan kelas dengan melihat tetesan air hujan mengenai sarang
laba-laba. Sang laba-laba pun mencari tempat teduh untuk melindungi dirinya
dari air hujan. Begitupun dengan daku yang melindungi diri dari derasnya air
hujan yang turun selasa sore itu. Begitulah yang terjadi kala musim hujan
terjadi, banyak orang-orang berteduh untuk melindungi dirinya dari air hujan.
Aku yang berpakaian baju berwarna putih dan celana abu-abu ini setia menunggu
derasnya hujan bersama teman-teman lainnya. Disebrang kelas kulihat seseorang
dengan berpakaian yang sangat tertutup dengan bawahan yang hamper menutupi
sepatunya, bajunya yang begitu tertutup dan kerudung yang menutupi kepalanya
sampai bagian dadanya. Terbesit dalam pikiranku “ wanita ini begitu menjaga
harkat martabatnya dengan menutup auratnya, subhanallah”. Tak terasa hujan
sudah mulai reda, selesailah penantian kami untuk kembali ke rumah dan kamar
kami masing-masing.
Hari
rabu dimana sekolahku mewajibkan berbaju batik dan celana abu-abu. Aku pun
masuk gerbang sekolah, disitu sudah menunggu seseorang yang sangat ditakuti
oleh seluruh siswa dan siswi sekolah, karena beliau merupakan seseorang yang
bertugas sebagai kesiswaan. Sorot matanya yang tajam melihat kepada semua siswa
yang melewati pintu gerbang sekolah, tak terkecuali aku sendiri. Tak lama dari
itu bel masuk pun berbunyi, tanda belajar akan dimulai tepat pukul tujuh pagi.
Semua siswa-siswi masuk ke kelasnya masing-masing, terkecuali siswa-siswi yang
terlambat, mereka mendapatkan hadiah yang tak terlupakan dari pihak kesiswaan.
Lantunan ayat suci dibacakan dengan dipimpin oleh seseorang di balik pengeras
suara untuk memulai belajar kami. Lima belas menit berlalu, guru pun masuk
kelas dengan wajah ikhlas dibalik senyumannya kepada kami. Pelajaran pun silih
berganti sehingga mengantarkan kami kepada penantian kami saat belajar, yaitu
istirahat. Bel berbunyi diiringi teriakan anak-anak satu kelas “ Horeeee
Istirahat”.
Aku
berjalan keluar bersama teman satu kelas menuju warung yang tak jauh dari
kelas. Aku berjalan dengan obrolan kecil bersama temanku. Ketika kulihat
disebrang jalan kulihat wanita yang kulihat kemarin dengan berpakaian tertutup
seperti hari kemarin. Dia sedang ngobrol dengan temannya, terlihat senyumnya
yang tampak keceriaan dari wajahnya. “Subhanallah” ucapanku yang tak sadar. Tak
lama aku melihat dia sambil berjalan “bruukk” aku tak sadar jatuh karena tersandung ke lubang selokan. Semua
orang melihatku dan menertawakanku termasuk dia yang tertawa sambil melihatku.
“ Fik, kamu gak apa-apa kan? Kok bisa gini sih? Makanya kalau lagi jalan
hati-hati” temanku ade sambil membangunkanku dari jatuh. “Iya de maaf, aku tadi
sedang melamun” jawabku sambil memegang kakiku yang agak memar. Bel jam masuk
pun berbunyi tanda istirahat sudah selesai, semua siswa masuk ke kelas
masing-masing.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar