Bangsa Barat mengenal angka-angka Arab, atau biasa
disebut algoritma, dengan menisbatkannya kepada al-Khawarizmi, seorang pakar
matematika dan aljabar. Kata algoritma, yang disingkat menjadi augrim,
bersumber dari buku-buku al-Khawarizmi. Orang-orang Eropa saat itu amat
terpengaruh oleh teori-teorinya yang brilian. Hal itu tampak dalam buku Karmen
de Algorismo, karangan Alexander de Villa Die (tahun 1220 M), dan buku Algorismus
Vulgaris, karangan John of Halifax (tahun 1250 M).
Buku al-Khawarizmi yang paling masyhur adalah Hisâb
al-Jabr wa al-Muqâbalah. Gerald of Cremona menerjemahkan buku ini ke dalam
bahasa Latin, yang edisi Inggrisnya berjudul The Mathematics of Integration
and Equations. Buku ini menjadi referensi utama di berbagai perguruan
tinggi Eropa hingga abad ke-16 M. Selain itu, al-Khawarizmi berhasil
mengembangkan perhitungan Platolemy dalam perhitungan busur dan ilmu ukur sudut
dengan mengetengahkan istilah sinus serta menyusun penyelesaian yang
sistematis dalam persaman pangkat dua. Ibn Ibrahim al-Fazari mengembangkannya
lebih lanjut hingga ke bentuk persamaan pangkat tiga. Hal sama sebenarnya juga
dilakukan dalam persamaan pangkat tiga oleh Abu Ja’far al-Khazen (960 M). Hanya
saja, ia lebih memfokuskan penggunaan aljabar dalam ilmu ukur, dan ia adalah
peletak dasar bagi ilmu ukur analitis.
Keahlian dalam aljabar yang digunakan dalam ilmu ukur
sudut didalami oleh Al-Battani (858-929 M). Dialah yang menguraikan persamaan
sin Q/cos Q = k. Ia pun menjabarkan lebih lanjut formulasi cos a = cos b cos c
+ sin b sin c cos a pada sebuah segi tiga.
Abu al-Wafa (940-998 M) termasuk kelompok pertama
pakar matematika yang mengungkapkan teori sinus dalam kaitannya dengan segi
tiga bola. Ia orang pertama yang menggunakan istilah tangent, cotangent,
secant, dan cosecant dalam ilmu ukur sudut, yang sekaligus
membuktikan adanya hubungan di antara keenam unsur itu.
Jabir ibn Aflah, yang dikenal oleh bangsa Eropa dengan
sebutan Geber (wafat tahun 1150 M), telah menulis buku dalam ilmu astronomi
sebanyak 9 jilid. Para pengkaji manuskrip kuno menganggap bahwa bukunya
merupakan pengembangan labih lanjut dari buku Almagest-nya Platomeus.
Jabir ibn Aflah adalah orang pertama yang menyusun formulasi cos B = cos b sin
A, cos C = cos A cos B pada sebuah segi tiga, yang sudut C-nya siku-siku.
(Ehsan Masood, 2009 : 114)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar